Mengapa Begitu Banyak Game Live yang Gagal Akhir-akhir Ini? Sebuah Investigasi

Kami yakin kamu pernah mendengar tentang game-game yang dirilis dengan sistem Live Service belakangan ini. Ya, sistem ini memang sedang tren dalam industri game saat ini. Banyak game yang tadinya dirilis secara tradisional kini mengadopsi sistem Live Service. Seperti misalnya Suicide Squad: Kill the Justice League.

Meski banyak Live Service game sukses seperti Helldivers 2, nyatanya banyak juga yang gagal. Banyak gamer yang protes soal maraknya Live Service game ini. Menurut mereka, sistem ini tidak selalu diperlukan.

Lantas, mengapa banyak Live Service game gagal akhir-akhir ini? Yuk kita bahas bersama faktor-faktor penyebabnya!

Apa Itu Live Service Game Dan Mengapa Digemari?

Live Service Games adalah game yang dirancang untuk terus berkembang dan bertahan lama. Pengalaman pemain ditambahkan pakong188 login dan diperbarui secara teratur melalui konten baru, acara, dan pembaruan lainnya. Hal ini memungkinkan pengembang untuk terus mendapatkan uang dari penjualan virtual setelah rilis awal.

Mengapa Live Service Games begitu populer?

Live Service Games populer karena beberapa alasan:

  • Mereka memberi pengembang alasan untuk terus mendukung dan memperbarui game, sehingga pemain selalu ada alasan untuk kembali. Ini membantu mempertahankan basis pemain yang aktif.
  • Model bisnis ini sangat menguntungkan bagi penerbit. Mereka dapat terus menghasilkan uang dari penjualan mikrotransaksi dan konten unduhan, bahkan setelah penjualan awal game.
  • Pemain menyukai sensasi baru dari konten yang terus berkembang dan acara yang selalu berlangsung. Hal ini membuat pengalaman bermain tetap segar dan menarik.
  • Keterlibatan pemain dapat ditingkatkan melalui komunitas yang terbentuk di sekitar permainan tersebut. Ini bisa membuat pemain tetap bermain lebih lama.

Live Service Games sekarang sangat populer dan diperkirakan akan terus berkembang di masa depan. Meskipun begitu, kesuksesan model bisnis ini bergantung pada kemampuan pengembang untuk terus memberi alasan bagi pemain untuk kembali ke game. Jika gagal, Live Service Games dapat dengan cepat menjadi kegagalan.

Beberapa Contoh Live Service Game Yang Gagal Baru-Baru Ini

1. Anthem

Anthem adalah game online tembak-tembakan yang dikembangkan oleh BioWare dan diterbitkan oleh Electronic Arts. Permainan ini mengambil tempat dalam sebuah dunia terbuka dengan genre action role-playing. Anthem dirilis pada Februari 2019 untuk Microsoft Windows, PlayStation 4 dan Xbox One.

Namun sayangnya, Anthem mengalami kegagalan karena banyak bug, kurangnya konten, dan kritik yang buruk. Pemain kecewa karena tidak ada alur cerita yang kohesif, gameplay yang membosankan, dan banyak masalah teknis. Hal ini menyebabkan pemain berhenti bermain dan merusak reputasi BioWare.

2.Fallout 76

Fallout 76 adalah game online survival open-world yang dikembangkan oleh Bethesda Game Studios dan diterbitkan oleh Bethesda Softworks. Permainan ini dirilis pada November 2018 untuk Microsoft Windows, PlayStation 4 dan Xbox One.

Fallout 76 gagal karena banyak bug, kurangnya konten, dan kritik yang buruk. Pemain kecewa karena tidak ada NPC manusia, kurangnya alur cerita yang kohesif, dan banyak masalah teknis. Hal ini menyebabkan banyak pemain berhenti bermain hanya dalam beberapa minggu setelah perilisan. Bethesda kemudian meminta maaf dan berjanji akan memperbaiki masalah ini, tapi reputasi mereka telah rusak.

Kegagalan game-game ini menunjukkan bahwa live service bukanlah jaminan keberhasilan. Tanpa konten yang cukup, gameplay yang menarik, dan dukungan purna jual yang baik, live service hanyalah omong kosong belaka. Pembuat game harus berhati-hati dan fokus pada pengalaman pemain agar sistem ini bisa berhasil.

Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Banyak Live Service Game Belakangan

Kesalahan dalam Perencanaan dan Pengembangan

Live Service Game membutuhkan perencanaan dan pengembangan yang matang untuk berhasil. Banyak game gagal karena kurangnya perencanaan dalam hal konten update dan dukungan jangka panjang. Developer harus memikirkan bagaimana menjaga pemain tetap tertarik dan terlibat dalam jangka waktu yang lama. Jika konten baru dirilis terlalu jarang, pemain akan bosan. Sebaliknya, jika terlalu sering, pemain bisa kewalahan. Perencanaan yang buruk juga bisa menyebabkan banyak bug dan masalah teknis yang membuat pengalaman bermain tidak menyenangkan.

Kesalahan dalam Model Bisnis

Model bisnis yang tidak tepat bisa menjadi penyebab kegagalan. Sebagian besar game live service gratis dan mendapatkan pendapatan dari item virtual dan iklan. Namun, sistem pembayaran dalam game yang tidak adil atau tidak transparan bisa membuat pemain marah. Pemain juga tidak suka jika merasa ‘dipaksa’ untuk membeli item demi mendapatkan keuntungan. Model bisnis yang baik harus memberikan nilai yang sepadan dengan waktu dan uang para pemain.

Kurangnya Dukungan Komunitas

Komunitas pemain yang kuat dan aktif sangat penting untuk keberhasilan sebuah Live Service Game. Tanpa dukungan komunitas, sulit bagi developer untuk mendapatkan feedback yang dibutuhkan guna meningkatkan pengalaman bermain. Komunitas juga bisa membantu mempromosikan game dan menarik pemain baru. Sayangnya, banyak game gagal membangun komunitas yang kuat, yang pada akhirnya berkontribusi pada kegagalan game.

Bagaimana Membuat Live Service Game Yang Sukses?

Bagaimana cara membuat game Live Service yang sukses? Ada beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan. Pertama, tentukan tema dan genre yang tepat. Tema dan genre yang sudah populer dan memiliki basis pemain yang kuat adalah pilihan yang bagus. Misalnya, Battle Royale, MOBA, atau MMORPG.

Genre dan tema yang sudah populer memiliki keuntungan karena pemain sudah familiar dengan mekanik dan gameplay-nya. Hal ini akan mempermudah proses onboarding pemain baru.

Fokus pada gameplay yang menarik dan progresi pemain yang adil

Gameplay harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemain selalu ingin kembali dan terus bermain. Progresi pemain juga harus adil, tidak memberikan keuntungan berlebihan kepada pemain yang membayar. Hal ini penting agar semua pemain merasa dihargai dan diuntungkan.

### Konten yang selalu update

Salah satu kunci kesuksesan game Live Service adalah konten yang selalu update dan segar. Pembaruan konten dapat berupa event khusus, season baru, hero/karakter baru, peta/lokasi baru, mod baru, dan lain sebagainya. Pembaruan konten ini membuat pemain selalu punya alasan untuk kembali bermain dan tidak bosan.

Model bisnis yang adil

Model bisnis harus dirancang dengan adil dan tidak memberatkan pemain. Misalnya dengan memberikan beragam opsi pembelian yang terjangkau dan tidak memberikan keuntungan yang berlebihan bagi pemain yang membayar. Hal ini penting untuk membuat semua pemain, baik yang membayar maupun tidak, merasa diuntungkan dan dihargai.

Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, peluang untuk membuat game Live Service yang sukses akan semakin besar. Tentu saja, faktor lain seperti kualitas produk, tim pengembang yang berpengalaman, dan strategi marketing yang tepat juga diperlukan. Tetapi dengan gameplay dan model bisnis yang tepat, setidak

Mengapa Begitu Banyak Live Service Game Gagal Akhir-Akhir Ini? FAQ

Terlalu banyak game yang sama

Salah satu alasan utama kegagalan banyak game live service adalah karena pasar dipenuhi oleh game-game yang hampir sama. Banyak game bergenre battle royale atau MOBA yang dirilis dalam waktu dekat satu sama lain. Hal ini menyebabkan persaingan yang ketat di antara game-game tersebut dan sulit untuk berdiri sendiri karena kurangnya diferensiasi.

Kesalahan dalam strategi monetisasi

Strategi monetisasi yang buruk juga menjadi penyebab kegagalan banyak game live service. Banyak game yang menerapkan model free-to-play namun kesulitan untuk menghasilkan pendapatan karena kurangnya item atau konten yang dapat dibeli pemain. Di sisi lain, ada juga game dengan model berlangganan bulanan yang gagal karena harga langganan yang terlalu mahal sehingga tidak terjangkau oleh sebagian besar pemain.

Kurangnya dukungan pasca-rilis

Banyak pengembang game live service yang gagal untuk terus memperbarui dan menambah konten game pasca-rilis. Hal ini menyebabkan game cepat membosankan dan ditinggalkan oleh pemain. Konten-konten baru seperti mode permainan baru, peta baru, karakter baru atau item-item baru sangat penting untuk mempertahankan minat pemain dalam jangka panjang.

Kesalahan dalam sistem progresi dan imbalan

Sistem progresi dan imbalan dalam game live service yang buruk dapat membuat pemain kehilangan motivasi untuk terus bermain. Jika sistem level atau rank terasa terlalu sulit atau memakan waktu yang lama, pemain akan cepat bosan. Demikian juga jika hadiah dan penghargaan yang didapatkan tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan, hal ini dapat membuat pemain merasa kurang dihargai dan berhenti bermain.

Conclusion

Jadi, begitulah mengapa banyak Game Sebagai Layanan gagal akhir-akhir ini. Meskipun model ini memiliki potensi besar untuk masa depan industri game, tetapi ada banyak tantangan yang harus diatasi agar dapat berhasil. Dengan memahami faktor-faktor kegagalan ini, para developer dapat belajar untuk membuat Game Sebagai Layanan yang lebih baik di masa depan. Kuncinya adalah menyeimbangkan ekspektasi pemain, kualitas konten, model monetisasi, dan dukungan jangka panjang. Dengan bekerja sama, kita semua dapat membantu industri game ini tumbuh ke arah yang lebih baik.