Satelit SATRIA-2 Disiapkan untuk Peluncuran 2024, Melanjutkan Satelit SATRIA-1

Kamu pasti masih ingat bagaimana hebohnya orang Indonesia pertengahan 2023 lalu saat peluncuran satelit SATRIA-1 dari Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon milik SpaceX. Nah, di tahun 2024 ini, pemerintah berencana menyiapkan satelit SATRIA-2 untuk menjalankan misi yang sama. Apa bedanya dengan SATRIA-1? Pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mengumumkan bahwa di tahun 2024 akan menyiapkan pengembangan satelit SATRIA-2 untuk melengkapi daerah-daerah yang belum terjamah SATRIA-1.

Apa Itu Satelit SATRIA-2 Yang Siap Diluncurkan Pada 2024?

Satelit SATRIA-2 akan memiliki cakupan yang lebih luas dan resolusi yang lebih tinggi daripada satelit pendahulunya. Jika SATRIA-1 hanya mencakup sebagian wilayah Indonesia, SATRIA-2 dirancang untuk memberikan cakupan nasional. Satelit ini juga akan menangkap gambar dengan resolusi permukaan bumi hingga 1 meter, sehingga dapat menangkap lebih banyak detail dibandingkan dengan resolusi 2,5 meter pada SATRIA-1.

Kemampuan yang Lebih Besar

SATRIA-2 dilengkapi dengan muatan pencitraan optik yang dapat menangkap citra pankromatik serta citra multispektral dengan pita merah, hijau, biru, dan inframerah dekat. Hal ini akan memungkinkan satelit ini untuk mengumpulkan informasi untuk berbagai aplikasi seperti pemetaan tutupan lahan, pemantauan tanaman, dan pemantauan bencana. Satelit ini akan mengorbit pada ketinggian 450 km dan memiliki masa pakai selama 5 tahun.

Memantau Nusantara

Misi utama dari seri satelit SATRIA adalah untuk memungkinkan pemantauan kepulauan Indonesia yang sangat luas. Dengan kombinasi SATRIA-1 dan SATRIA-2, Indonesia akan memiliki kemampuan untuk mengamati seluruh wilayah Indonesia setidaknya sekali setiap 2-3 hari. Hal ini akan sangat penting untuk aplikasi seperti deteksi deforestasi, pemantauan banjir dan estimasi hasil panen di berbagai bentang alam di Indonesia.

Kolaborasi dengan Jepang

SATRIA-2 merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia dan Jepang. Bus satelit dan pencitra optik disediakan oleh NEC Corporation dari Jepang, sementara integrasi satelit dilakukan bersama dengan perusahaan kedirgantaraan milik negara Indonesia, LAPAN. Melalui transfer teknologi, para insinyur Indonesia mendapatkan pengalaman berharga dalam pengembangan satelit yang akan memungkinkan kemandirian yang lebih besar untuk program-program antariksa di masa depan. Peluncuran SATRIA-2 pada tahun 2024 akan menandai tonggak sejarah baru dalam kerja sama antariksa antara kedua negara.

Bagaimana Satelit SATRIA-2 Berbeda Dari SATRIA-1?

Jika Anda penasaran dengan perbedaan SATRIA-2 dengan pendahulunya, Anda tidak sendirian. SATRIA-2 akan diluncurkan pada tahun 2024 untuk memperluas misi SATRIA-1, menyediakan akses internet ke lebih banyak lagi daerah pedesaan dan terpencil di Indonesia.

Bandwidth yang lebih tinggi

Jika SATRIA-1 memiliki bandwidth maksimum 10 gigabit per detik, SATRIA-2 akan memiliki bandwidth 100 gigabit per detik. Dengan kapasitas yang lebih besar ini, SATRIA-2 dapat menyediakan layanan internet broadband ke daerah terpencil dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Cakupan yang lebih luas

SATRIA-2 akan memiliki cakupan yang lebih luas, menjangkau seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke pulau-pulau terpencil. Dengan cakupan yang lebih luas, SATRIA-2 dapat menyediakan akses internet ke seluruh pelosok tanah air, termasuk pulau-pulau terpencil yang sulit dijangkau.

Lebih Banyak Transponder

SATRIA-2 akan memiliki lebih banyak transponder dibandingkan dengan SATRIA-1, sehingga dapat memberikan layanan kepada lebih banyak pengguna secara bersamaan. Dengan transponder yang lebih banyak, SATRIA-2 mampu melayani lebih banyak pengguna secara bersamaan, sehingga lebih banyak masyarakat Indonesia yang dapat menikmati akses internet.

Jika SATRIA-1 telah membantu membawa jutaan masyarakat Indonesia ke dunia maya, SATRIA-2 akan membawa konektivitas ke tingkat yang lebih tinggi dengan kecepatan yang lebih tinggi, jangkauan yang lebih luas, dan kemampuan untuk melayani lebih banyak pengguna sekaligus. Masa depan cerah untuk akses internet di Indonesia!

Mengapa Satelit SATRIA-2 Dibutuhkan?

SATRIA-2 dibutuhkan untuk melengkapi misi yang belum sempat diselesaikan oleh SATRIA-1. Meskipun SATRIA-1 telah berhasil menyediakan layanan telekomunikasi dan internet di daerah terpencil, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum terjangkau. SATRIA-2 akan fokus melayani wilayah-wilayah tersebut.

Memenuhi kebutuhan masyarakat

Meluas ke daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil)

SATRIA-2 akan difokuskan untuk melayani daerah 3T yang sulit dijangkau oleh operator telekomunikasi komersial. Dengan adanya SATRIA-2, masyarakat di daerah 3T dapat menikmati layanan telekomunikasi dan internet seperti masyarakat di perkotaan. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk memberikan akses informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Memperkuat jaringan infrastruktur digital

Peluncuran SATRIA-2 juga bertujuan untuk memperkuat jaringan infrastruktur digital di Indonesia, khususnya di daerah 3T. Dengan semakin banyaknya satelit yang melayani masyarakat Indonesia, diharapkan konektivitas antar daerah dapat terus ditingkatkan. Pemerintah berharap, dengan semakin kuatnya infrastruktur digital, produktivitas masyarakat dapat meningkat dan perekonomian daerah dapat berkembang.

Dengan diluncurkannya SATRIA-2 pada 2024, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati layanan telekomunikasi dan akses informasi, terlepas dari lokasi geografisnya. SATRIA-2 adalah wujud komitmen pemerintah dalam memajukan teknologi informasi di Indonesia, khususnya di daerah terpencil.

Apa Saja Peran Dan Fungsi Satelit SATRIA-2?

Setelah keberhasilan peluncuran SATRIA-1 pada pertengahan 2023, pemerintah bersiap untuk mengembangkan SATRIA-2 pada 2024 guna melengkapi area yang belum terjangkau SATRIA-1. SATRIA-2 memiliki fungsi serupa dengan pendahulunya, yaitu menyediakan layanan komunikasi dan akses informasi bagi masyarakat di pelosok negeri.

Komunikasi satelit

SATRIA-2 akan memperkuat konektivitas komunikasi di daerah terpencil dengan menyediakan layanan telepon dan internet satelit. Dengan demikian, masyarakat di daerah tersebut dapat terhubung dengan kerabat di kota atau bahkan di luar negeri. Selain itu, layanan komunikasi ini juga bermanfaat bagi instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya, seperti untuk kepentingan pendidikan, kesehatan, pertanian, dan keamanan.

Akses informasi

Sebagaimana SATRIA-1, SATRIA-2 bertujuan mempermudah akses informasi bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Dengan adanya SATRIA-2, masyarakat di daerah terpencil dapat mengakses berita dan informasi terkini melalui televisi satelit atau internet. Anak-anak pun dapat mengikuti pelajaran jarak jauh melalui layanan edukasi satelit.

Area yang terjangkau

Meskipun fungsinya serupa, SATRIA-2 dipersiapkan untuk melengkapi area yang belum terjangkau SATRIA-1, terutama di Indonesia bagian timur. Dengan demikian, seluruh wilayah Indonesia diharapkan akan mendapatkan manfaat dari layanan satelit komunikasi dan informasi ini. Kehadiran SATRIA-2 diharapkan dapat memperkuat konektivitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di pelosok negeri.

Berapa Biaya Pengembangan Satelit SATRIA-2?

Pengembangan satelit SATRIA-2 tentunya membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, total biaya pengembangan SATRIA-2 mencapai Rp3,2 triliun atau setara dengan US$224 juta. Angka ini naik sekitar Rp500 miliar dari anggaran pengembangan SATRIA-1 sebelumnya yang sebesar Rp2,7 triliun.

Tingginya Biaya Produksi

Biaya pengembangan SATRIA-2 menjadi lebih mahal karena dalam satelit ini dipasang peralatan yang lebih canggih dan mutakhir untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanannya. Misalnya, SATRIA-2 dilengkapi dengan 12 transponder yang masing-masing mampu mengirimkan sinyal ke bumi dengan kecepatan 155 Megabit per detik. Transponder ini juga mampu melayani lebih banyak pengguna sekaligus.

Keuntungan Jangka Panjang

Meskipun biaya pengembangan SATRIA-2 cukup tinggi, pemerintah meyakini investasi ini akan memberikan keuntungan jangka panjang. Dengan adanya SATRIA-2, Indonesia bisa menghemat biaya sewa satelit asing yang selama ini digunakan. Selain itu, pendapatan dari jasa penyewaan transponder SATRIA-2 ke operator telekomunikasi dan penyiaran diperkirakan bisa menutupi biaya pengembangan dalam 7-10 tahun ke depan.

Dukungan Swasta

Untuk mengurangi beban anggaran negara, pemerintah juga mengajak BUMN telekomunikasi dan penyiaran untuk berpartisipasi dalam pendanaan pengembangan SATRIA-2. Misalnya, Telkomsel, Indosat Ooredoo dan TVRI ditawari untuk menyewa sebagian kapasitas transponder SATRIA-2. Kontribusi BUMN ini diharapkan bisa menutup sekitar 60-70% dari total biaya pengembangan SATRIA-2.

Dampak Positif bagi Masyarakat

Dengan adanya duk

Kapan Jadwal Peluncuran Satelit SATRIA-2?

Pemerintah Indonesia berencana untuk meluncurkan SATRIA-2 pada pertengahan tahun 2024 untuk melengkapi SATRIA-1 yang telah diluncurkan pada pertengahan tahun 2023. SATRIA-2 akan mengemban misi yang sama dengan SATRIA-1, yaitu menyediakan akses internet berkecepatan tinggi ke seluruh wilayah Indonesia, terutama di Indonesia bagian timur. Namun, SATRIA-2 akan lebih fokus pada daerah-daerah yang belum terjangkau oleh SATRIA-1.

Cakupan Lokasi

Jika SATRIA-1 mencakup wilayah Indonesia bagian barat dan tengah, SATRIA-2 akan memprioritaskan wilayah Indonesia bagian timur yang masih memiliki akses internet yang terbatas. Daerah-daerah seperti Papua, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan wilayah timur lainnya diharapkan akan mendapatkan sinyal internet yang lebih baik dengan hadirnya SATRIA-2. Pemerintah menargetkan setidaknya 95% wilayah Indonesia akan memiliki akses internet berkecepatan tinggi pada tahun 2024.

Kemajuan Teknologi

SATRIA-2 akan menggunakan teknologi yang lebih canggih dari SATRIA-1. Diperkirakan akan memiliki bandwidth yang lebih besar sehingga dapat memberikan kecepatan internet yang lebih cepat. Satelit SATRIA-2 juga akan menggunakan transponder dan antena yang lebih modern untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan sinyal. Dengan teknologi yang lebih canggih, SATRIA-2 diharapkan dapat memberikan koneksi internet yang lebih stabil di wilayah cakupannya.

Situs Peluncuran

Sama halnya dengan SATRIA-1, SATRIA-2 juga akan diluncurkan dari Bandar Antariksa Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Pemerintah akan kembali bekerja sama dengan SpaceX untuk meluncurkan SATRIA-2 dengan menggunakan roket Falcon 9. Peluncuran SATRIA-2 dari lokasi yang sama dan dengan roket yang sama dengan SATRIA-1 dinilai lebih efisien dari segi biaya dan persiapan. Jika semua berjalan sesuai rencana, SATRIA-2 akan mulai beroperasi 3 bulan setelah peluncuran untuk melanjutkan misi SATRIA-1.

Kehadiran satelit SATRIA-2 pada tahun 2024 sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di wilayah timur Indonesia. Dengan adanya SATRIA-1 dan SATRIA-2, internet berkecepatan tinggi semakin dekat untuk dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Di Mana Satelit SATRIA-2 Akan Diluncurkan?

SATRIA-2 direncanakan untuk diluncurkan dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida, Amerika Serikat, sama seperti pendahulunya SATRIA-1. Cape Canaveral telah lama menjadi pusat peluncuran roket di AS, dan memiliki infrastruktur serta keahlian untuk meluncurkan satelit seperti SATRIA-2.

Kenapa Tidak Diluncurkan di Indonesia?

Sebagai negara kepulauan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk pengembangan fasilitas peluncuran satelit. Namun, pembangunan fasilitas peluncuran roket dan infrastruktur pendukungnya memerlukan investasi yang sangat besar. Belum lagi, dibutuhkan keahlian dan pengalaman untuk melakukan peluncuran satelit secara aman dan sukses.

Oleh karena itu, untuk saat ini pemerintah Indonesia lebih memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan peluncuran satelit profesional di luar negeri, seperti SpaceX di AS. Dengan demikian, SATRIA-2 dapat segera diluncurkan dan beroperasi untuk kepentingan bangsa tanpa harus menunggu fasilitas peluncuran dalam negeri siap. SpaceX sendiri merupakan perusahaan ruang angkasa swasta terkemuka di dunia, dengan rekor peluncuran satelit yang sangat baik.

Misi SATRIA-2

Seperti pendahulunya, SATRIA-2 akan digunakan untuk berbagai layanan komunikasi dan pengamatan bumi. SATRIA-2 dirancang khusus untuk melengkapi area yang belum terjangkau SATRIA-1, terutama di kawasan timur Indonesia. Dengan demikian, seluruh wilayah Indonesia dapat terlayani oleh satelit komunikasi dalam negeri. SATRIA-2 juga dilengkapi sensor dan kamera dengan resolusi yang lebih tinggi untuk penginderaan jauh dan pemetaan.

Siapa Yang Bertanggung Jawab Atas Pengembangan Satelit SATRIA-2?

Pembangunan satelit SATRIA-2 merupakan tanggung jawab Badan Keamanan Telekomunikasi dan Aksesibilitas Informasi atau BAKTI. BAKTI adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia.

Sejak tahun 2021, BAKTI telah mengembangkan satelit SATRIA-1 yang diluncurkan pada pertengahan 2023 lalu. Sekarang, BAKTI bersiap untuk melanjutkan misi serupa dengan mengembangkan SATRIA-2 pada 2024 mendatang. Meskipun tujuan kedua satelit ini sama, yakni meningkatkan akses internet di daerah terpencil di Indonesia, SATRIA-2 memiliki beberapa perbedaan dibanding SATRIA-1.

Pertama, SATRIA-2 akan dilengkapi dengan teknologi yang lebih mutakhir sehingga kapasitas internet yang dihasilkan bisa lebih besar. Kedua, SATRIA-2 direncanakan akan mencakup daerah yang belum terjangkau SATRIA-1, terutama di kawasan timur Indonesia. Ketiga, biaya pengembangan SATRIA-2 diperkirakan lebih murah karena memanfaatkan teknologi yang sudah ada pada SATRIA-1.

Dengan adanya SATRIA-2 diharapkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa menikmati akses internet berkecepatan tinggi. Apalagi di tengah situasi pandemi saat ini, akses internet yang luas sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi pembelajaran dan aktivitas ekonomi secara daring. Kehadiran SATRIA-2 diharapkan bisa mempercepat transformasi digital di tanah air.

FAQ Tentang Satelit SATRIA-2

Banyak pertanyaan muncul di benak masyarakat Indonesia mengenai rencana peluncuran SATRIA-2 pada tahun 2024. Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan beserta jawabannya.

Bagaimana SATRIA-2 berbeda dengan SATRIA-1? jordan188 SATRIA-2 didesain untuk melengkapi area yang belum terjangkau oleh SATRIA-1. Satelit ini akan dilengkapi dengan teknologi komunikasi yang lebih canggih untuk meningkatkan kualitas sinyal di daerah terpencil. SATRIA-2 juga memiliki umur operasional yang lebih panjang, yaitu 15 tahun, dibandingkan SATRIA-1 yang hanya 10 tahun.

Kapan peluncuran SATRIA-2? Rencananya SATRIA-2 akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2024 menggunakan roket Falcon milik SpaceX dari Florida, Amerika Serikat, sama seperti SATRIA-1. Proses persiapan peluncuran akan dimulai pada awal tahun 2024.

Berapa biaya pengembangan SATRIA-2? Pengembangan dan peluncuran SATRIA-2 memerlukan anggaran sekitar Rp850 miliar atau setara $60 juta. Biaya ini meliputi pembuatan satelit, peluncuran, dan operasional selama 15 tahun.

Bagaimana manfaat SATRIA-2 bagi masyarakat? SATRIA-2 bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi, khususnya di daerah terpencil. Satelit ini juga akan digunakan untuk pengawasan cuaca, pertanian, kehutanan, dan kelautan. Selain itu, SATRIA-2 juga diharapkan dapat mendukung sistem navigasi nasional Indonesia.

Demikian beberapa pertanyaan seputar rencana SATRIA-2 beserta jawabannya. Kita tentunya berharap satelit kedua ini dapat segera diluncurkan dan beroperasi untuk kepentingan bangsa.

Conclusion

Jadi begitulah, kawan. Pemerintah kita sudah merencanakan peluncuran satelit kedua, SATRIA-2, pada tahun 2024 ini. SATRIA-2 ini bakal melengkapi daerah-daerah yang belum terjangkau SATRIA-1. Kita doakan proyek mulia ini berhasil ya. Dengan satelit-satelit buatan anak bangsa seperti SATRIA ini, diharapkan semua warga Indonesia bisa menikmati akses informasi dan komunikasi, meski berada di pelosok negeri. Kita tunggu kabar baiknya!